SISTEM
SARAF
1.
Pendahuluan
Gambar
1. Dikejar angsa.
Sumber
gambar.www.kaskus.co.id
P
|
ernahkah masa kecil
kalian mengalami seperti pada gambar.1? Bagaimanakah reaksi kalian saat angsa mulai
mengejar kearah kalian? Wah, pastinya perasaan kalian campuraduk, mungkin rasa
takut, waswas degdegan akan mendera kalian saat persitiwa itu terjadi. Yang
menjadi pertanyaannya adalah ketika angsa tersebut menyerang kalian secara
otomatis sikap kalian tentu secara otomatis dan seketika dalam keadaan posisi
siap menghindarinya (berlari sekencang mungkin).
Berdasarkan
ilustrasi pada gambar1, anak tersebut mampu menghasilkan gerakan tersebut , hal
ini merupakan hasil kerjasama antara system saraf, hormonal, otot dan rangka
tubuh. Ketika mata melihat aksi angsa tersebut maka rangsangan tersebut
langsung diolah ke otak. Di dalam otak rangsangan visual tadi secara cepat akan
diolah. Selanjutnya, otak akan meneruskan rangsang ke otot kaki, dan anggota
badan lain sehingga akan menghasilkan gerakan untuk menghindar angsa tersebut
yaitu dengan berlari.
Dalam
kehidupan sehari-hari begitu banyak contoh aktivitas yang melibatkan system
koordinasi kita khususnya system saraf. Semua aktifitas tubuh melibatkan system
ini. Karena system saraf mempunyai fungsi yang sangat penting dalam
mengkoordinasi pekerjaan alat tubuh. Saraf merupakan pengatur utama kegiatan
tubuh. Selain saraf, system hormone pun bertugas mengkoordinasi keserasian
organ manusia. Secara umum saraf mempunyai fungsi, yaitu:
·
Sebagai penyelenggara
hubungan dengan luar
·
Sebagai pusat ingatan,
kesadaran, dan kemauan.
2.
System
saraf pada hewan
Berdasarkan
uraian yang tertera pada bagian pendahuluan bahwa system saraf memiliki fungsi
penyelenggara hubungan dengan luar atau lingkungannya sebagai pengatur
koordinasi alat tubuh. System saraf ini tidak hanya dimiliki oleh manusia saja
namun hewan pun memiliki system ini walaupun susunannya tidak selengkap pada
manusia. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar2.
Bekicot dengan tangkai mata seperti antenna
Walaupun
bekicot (pada gambar 2) memiliki pergerakan yang lambat, hewan ini juga
memiliki susunan system saraf. Untuk membuktikan hal tersebut coba kalian amati
saat bekicot perlahan-lahan memunculkan bagian badannya dari cangkang kerasnya
sampai bagian kepala dan bagian seperti antenanya keluar sempurna. Kemudian
coba sentuh atau pegang bagian seperti antena (tangkai mata), apakah kalian
berhasil dapat menyentuh bagian tersebut? Tentu hal tersebut sulit untuk
dilakukan. Setiap saat jari akan menyentuh tangkai mata bekicot, bagian tangkai
mata tersebut akan dengan cepat mengkerut atau tersembunyi kembali bahkan jika
kita berusaha memegang bagian kepalanya akan dengan cepat seluruh badan bekicot
akan menyembunyikannya kembali pada cangkangnya. Fenomena ini menjadi gambaran
bukti bahwa bekicot juga memiliki susunan system saraf, hal tersebut
dibuktikannya dengan adanya respon dari tubuhnya terhadap pengaruh
lingkungannya.
Pada
dasarnya setiap hewan memiliki system koordinasi tubuhnya masing-masing, namun
tidak semua hewan system koordinasinya berupa system saraf. Contohnya adalah
hewan yang tergolong kedalam filum porifera. Filum ini belum memiliki sel
khusus yang berfungsi untuk menghantarkan impuls.
Susunan system saraf pada umumnya
korelasi dengan bentuk simetri tubuh (1).
Simetri tubuh yang dimaksud adalah berupa radial atau bilateral. Perhatikan
gambar di bawah ini.[Title]
Gambar
3. Beragam hewan dengan system saraf yang bermacam-macam
Sumber.
Neil Campbell & jane reace
Pada
gambar di atas bermakna sebagian hewan memiliki sel saraf atau sel khusus yang
memiliki fungsi untuk menghantarkan impuls. Namun secara structural dan
susunannya memiliki bentuk yang berbeda-beda. Kecenderungan pengelompokannya
sendiri berdasarkan bentuk simetri tubuh yaitu radial dan bilateral. Hewan yang
memiliki bentuk simetri tubuh radial adalah hewan yang tubuhnya melingkar atau
bulat. Hewan yang memiliki
bentuk simetri radial memiliki system saraf berupa jaring saraf. (2) system saraf berupa jaring saraf ini maksudnya memiliki
bentuk bercabang dan menyebar ke seluruh bagian tubuh. Dan diantara susunan
saraf yang ada system saraf ini tergolong kedalam system saraf sederhana. Kelompok hewan yang memiliki
susunan saraf paling sederhana adalah Cnidaria, dengan sistem saraf berupa
jaring saraf (3). Contoh hewan
dalam kelompok ini adalah Hydra yang terdapat pada gambar3.
Hewan yang memiliki bentuk simetri tubuh radial cenderung memiliki
sistem saraf yang tidak terpusat (4). Walaupun belum memiliki system
saraf pusat mekanisme persebaran impuls ini memiliki kecenderungan
tersentralisasi atau memusat. Contohnya mekanisme pergerakan pada hewan
ubur-ubur memiliki kumpulan sel saraf pada pinggiran tubuhnya yang memiliki
bentuk lonceng. Dengan struktur tubuh
tersebut memungkinkan ubur-ubur dapat bergerak dan berenang. System saraf yang
mirip dengan ubur-ubur juga terdapat pada beberapa hewan ekinodermata seperti
bintang laut. Bintang laut memiliki cincin saraf sentral dengan saraf berbentuk
radial yang dihubungkan dengan jarring-jaring saraf pada masing-masing
lengannya (dapat dilihat pada gambar3).
Sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa berdasarkan simetri tubuhnya hewan terbagi menjadi
dua kelompok yaitu radial dan bilateral. Bentuk simetri tersebut terkait dengan
susunan sarafnya. Sebelumnya sudah dipaparkan mengenai susunan saraf hewan yang
memiliki bentuk simetri tubuh radial.
Sebagian
besar kelompok hewan yang ada memiliki bentuk tubuh bilateral. Hewan simetri
tubuh bilateral adalah hewan yang tubuhnya tersusun atas dua sisi yang
bersebelahan dan memiliki bentuk organ dan struktur yang sama. Hewan yang memiliki bentuk
simetri tubuh bilateral memiliki system saraf yang berkonsentrasi pada kepala (cephalization) dan terpusat (centralization)(5). Sefalisasi
atau Cephalization ini maksudnya
pemusatan organ sensoris, organ pengambilan makanan, dan struktur neuron berada
pada bagian ujung anterior (kepala). Sedangkan sentralisasi (centralization) ini adalah susunan saraf
tersebut memiliki system saraf pusat sebagai pengendali sistem koordinasinya.
System tersebut dikenal dengan SSP (system saraf pusat) dan biasanya organnya
berupa otak. Cacing pipih merupakan hewan paling primitive yang
sudah memiliki sistem saraf pusat yang terdiri atas otak kecil dan dua atau
lebih tali saraf longitudinal (6). Planaria atau cacing pipih mempunyai
system saraf pusat yang tertera pada gambar3 berupa otak kecil yang dihubungkan
dengan dua tali saraf longitudinal. System saraf tepinya berupa system saraf
transversal yang mirip tangga yang menghubungkan tali saraf dengan juluran
saraf yang lebih kecil di sepanjang tubuhnya. Molusca merupakan hewan invertebrate paling maju,
memiliki sistem saraf yang lebih kompleks dibandingkan dengan hewan
invertebrate lainnya (7). Pada filum ini contohnya cumi-cumi memiliki
otak yang besar dan sudah memiliki organ sensoris yang lebih maju berupa mata
yang berkembang dengan baik.
3.
System
saraf pada manusia
System saraf merupakan jaringan komunikasi yang
rumit di dalam tubuh manusia, system ini mulai berkembang selama minggu ketiga
saat janin terbentuk dalam rahim. Asalnya dari suatu bagian ektoderm atau pelat
neuron. Perkembangan dan pertumbuhan system berasal dari pelat ini, baik
strutur massif seperti otak maupun serat halus pada neuron. Seluruh kelengkapan
sel saraf paling sedikit 10 milyar pada manusia sudah ada sejak lahir. Dalam
perkembangannya tidak ada sel saraf baru yang ditambahkan. Sel yang ada akan
menjadi besar untuk mengimbangi pertumbuhan tubuh yang normal.
A. Sel
Saraf
Neuron sebagai unit fungsional system
saraf (8). Sistem saraf ini menyerupai rangkaian
listrik pada sebuah kabel jika dilihat dari cara kerjanya. Mekanisme kerjanya
sangat cepat. Jika rangkaian listrik yang dikirimkannya arus listrik, namun
pada saraf yang dikirimkannya berupa
impuls. Neuron difungsikan
khusus mengirimkan impuls saraf (9).
Neuron terdiri atas badan sel, dendrite
dan axon (10). Untuk lebih jelas mengenai bentuk dan
bagian struktur sel saraf perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 4. Sel
saraf
Sumber.
Neil Campbell & jane reace
·
Badan sel saraf
berfungsi mengendalikan metabolism keseluruhan neuron. Badan sel saraf terdiri
dari nucleus yang dikelilingi sitoplasma serta nukleulos yang menonjol. Di
dalam sitoplasma terdapat organel seperti mitokondria, badan golgi, lisosom,
dan badan nissl. Badan nissl dalam sel saraf adalah reticulum endoplasma kasar
yang berperan dalam sintesis protein. Pada bagian ini tidak memiliki sentriol
sehingga tidak dapat berepikasi.
·
Dendrit merupakan
serabut saraf yang pendek, biasanya bercabang-cabang. Dendrite berfungsi untuk
menerima rangsang (impuls) yang datang dari ujung akson dari sel saraf atau
neuron yang lain, dan kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel
saraf. Neurofibril dan dan badan nissl dari badan sel memanjang ke dalam
dendrite.
·
Akson atau dikenal juga
dengan istilah neurit merupakan serabut saraf yang berasal dari juluran
sitoplasma yang panjang berasal dari badan sel. Ujung akson
bercabang-cabang berfungsi mengirimkan
impuls ken euro lain. Pada umumnya akson dibungkus oleh substansi lemak
berwarna putih kekuningan yang disebut dengan selubung myelin. Selubung myelin berperan sebagai
isolator axon pada vertebrata (11). Selubung myelin terbentuk dari sel
schwan serta berhubungan dengan pembentukan nodus ranvier. Selubung myelin dan
nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat jalannya impuls.
Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi
serabutnya dapat beregenerasi jika badan selnya masih utuh. Jika akson
mengalami kerusakan berat neurilema (sel Schwann) melakukan pembelahan mitosis
untuk menutup luka.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi
empat macam sel saraf, yaitu sel saraf sensoris (sel saraf indera), sel saraf
motoris, sel saraf penghubung (konektor), dan sel saraf adjustor.
·
Sel saraf sensoris
(neuron aferen), yaitu neuron yang berfungsi menghantarkan rangsangan dari
reseptor ke saraf pusat.
·
Sel saraf motoris
(neuron eferen), yaitu neuron yang berfungsi menghantarkan rangsangan dari
saraf pusat ke efektor (otot dan kelenjar).
·
Sel saraf penghubung
(neuron konektor) yaitu neuron penghubung antara neuron yang satu dengan neuron
yang lain.
·
Sel saraf adjustor
(neuron adjustor), yaitu neuron yang menghubungkan neuron sensoris dan neuron
motoris di sumsum tulang belakang.
Gambar 6. Jenis
neuron berdasarkan fungsinya
Sumber.
Neil Campbell & jane reace
B. mekanisme
terbentuknya impuls dan penghantarannya
Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, fungsi sel saraf secara umumnya adalah
menerima rangsang dan dapat menanggapi rangsang tersebut. Impuls yang diterima
oleh reseptor, selanjutnya akan dihantarkan oleh dendrite menuju ke badan sel
saraf dan akson. Dari akson, impuls dihantarkan ke dendrite neuron lainnya.
Seluruh impuls saraf yang diterima memiliki bentuk yang sama, tetapi respon
terhadap impuls tersebut berbeda-beda. Hal ini terjadi karena reseptor dan
efektornya berbeda-beda. Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu sebagai
berikut:
a. Impuls
dihantarkan melalui neuron
Neuron
dalam keadaan istirahat memiliki energy potensial membrane, yaitu energy yang
tersimpan untuk bekerja mengirim impuls. Energy potensial membrane tersebut
dihasilkan oleh perbedaan komposisi ion antara cairan intraseluler dan
ekstraseluler. Didalam sel, kation (ion positif) utama adalah K+,
sedangkan Na+ konsentrasinya rendah. Di luar sel, kation utama
adalah Na+, sedangkan K+ konsentrasinya jauh lebih
rendah. Neuron mempertahankan potensial membrane yang melintas
pada membrane (12). Energy potensial membrane tersebut dipertahankan
dengan cara memompa K+ ke dalam sel dan Na+ ke luar sel,
sehingga K+ didalam sel tetap tinggi dan Na+ tetap
rendah. Untuk mekanismenya digambarkan dibawah ini:
Gambar
7. Mekanisme pompa Na+ dan K+ dalam penghantaran impuls
Sumber.
Neil Campbell & jane reace
Penghantaran
impuls terjadi secara konduksi yang melibatkan peran pompa ion Na+
dan K+ sebagai berikut:
·
Tahap istirahat
(polarisasi). Saat fase
istirahat neuron plasma membrane memiliki kemampuan untuk menjaga
kestabilannya. (13). Neuron tidak menghantarkan impuls. Saluran ion Na+
dan K+ tertutup. Keadaan dibagian luar membrane bermuatan positif
(+) sedangkan dibagian permukaan dalam membrane negative (-).
·
Tahap depolarisasi.
Jika neuron diberikan rangsangan, saluran Na+ akan terbuka dan ion
Na+ masuk ke dalam sel. Hal tersebut menyebabkan perubahan muatan
listrik (penurunan gradient listrik), yaitu di bagian luar membrane menjadi
bermuatan negative (-) dan di bagian dalam membrane menjadi bermuatan positif
(+). Depolarisasi selanjutnya akan terjadi jika saluran tambahan Na+
terbuka, sedangkan saluran K+ tertutup. Hal tersebut menyebabkan
keadaan di bagian dalam membrane menjadi lebih positif. Potensial aksi terjadi jika neuron mengalami
depolarisasi sampai mencapai batas depolarisasi (14).
·
Tahap repolarisasi.
Saluran Na+ tertutup dan
tidak aktif, sedangkan saluran K+ terbuka sehingga ion K+
keluar dan menyebabkan bagian dalam membrane menjadi bermuatan negative. Jika
saluran K+ tertutup relative lambat dan menyebabkan keadaan dalam
membrane menjadi bermuatan lebih negative, akan kembali ke tahap istirahat.
Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini:
Gambar
8. Mekanisme penghantaran impuls saraf melalui membrane plasma di sepanjang
akson. Sumber: Neil Campbell & jane reace
b. Penghantaran
impuls antar neuron
Sinapsis merupakan titik pertemuan antara ujung akson
dengan ujung dendrite yang mengontrol komunikasi antara neuron dengan sel-sel
lainnya (15). Ujung neurit, yang akan menyampaikan
rangsang menuju dendrite lain, membentuk tonjolan kecil yang disebut tombol
sinapsis. .Pada sitoplasma
ujung akson banyak mengandung vesikula yang memuat senyawa kimia yang berfungsi
sebagai pembawa impuls atau pesan yang dinamakan dengan neurotransmitter (16).
Apabila impuls mengenai tombol sinapsis, maka permeabilitas membrane
prasinapsis terhadap ionkalsium menjadi meningkat. Ion kalsium kemudian akan
masuk, sedangkan gelembung sinaps akan melepaskan neurotransmitter ke celah
sinaps. Gelembung sinaps melebur dengan membrane prasinaps. Impuls sampai ke
membrane postsinaps karena dibawa oleh neurotransmitter, kemudian
neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dihasilkan oleh membrane
postsinaps. Contoh dari zat neurotransmitter adalah asetilkolin, noradrenalin,
dan serotonin.
Gambar
9. Sinapsis
Sumber: Neil Campbell & jane reace
C. Sistem
Saraf Pusat
Saraf pusat adalah saraf yang berfungsi
sebagai pusat koordinasi. Otak dan sum-sum tulang belakang merupakan bagian
dari sistem saraf pusat (17).
Otak dilindungi oleh tulang tengkorak, sedangkan medulla spinalis ata sum-sum
tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Pada otak maupun
medulla spinalis terdapat lapisan pelindung dari jaringan ikat yang disebut
meninges. Meninges ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
·
Pia meter adalah
lapisan terdalam yang halus dan tipis, mengandung banyak pembuluh darah, serta
melekat pada otak atau medulla spinalis.
·
Araknoid adalah lapisan
tengah, mengandung sedikit pembuluh darah. Araknoid memiliki ruang sub araknoid
yang berisi cairan serebrospinalis, pembuluh darah dan selaput jaringan
penghubung yang mempertahankan posisi araknoid terhadap pia meter di bawahnya.
·
Durameter adalah
lapisan terluar, tebal dan kuat, serta terdiri atas dua lapisan.
Otak
maupun medulla spinalis memiliki ubstansi abu-abu dan substansi putih.
·
Substansi abu-abu,
membentuk bagian luar (korteks) otak dan bagian dalam medulla spinalis.
Substansi abu-abu mengandung badan sel neuron, serabut bermielin dan tidak
bermielin, astrosit protoplasma, oligodendrosit, dan microglia.
·
Substansi putih,
membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medulla spinalis. Substansi putih
didominasi oleh serabut bermielin maupun tidak bermielin, oligodendrosit, astrosit
fibrosa, dan microglia.
Otak
tersusun atas milyaran sel neuron yang terhubung oleh sinapsis membentuk
anyaman komplek. Otak
sebagai pusat integrasi fungsi pusat kesadaran yang kompleks (18).
Neuron di otak berkomunikasi satu sama lainnya secara kimiawi atau berupa
muatan listrik yang memungkinkan kita dapat mengalami emosi, berpikir dan
mengingat, mengetahui dan mengatur keadaan tubuh sendiri dan lingkungannya,
serta secara sadar mengontrol gerakan tubuh.
Dalam
perkembangannya system saraf primitive mulai terbentuk sejak embrio pada minggu
ke-3 masa kehamilan, selanjutnya pada minggu ke-4 akan terbentuk tabung saraf
yang akan menjadi otak dan medulla spinalis.Otak terbentuk dan terbagi menjadi 5 area yaitu
telensefalon, diensefalon, mesensefalon,
metensefalon dan mielensefalon. (19)
Gambar10.
Perkembangan otak dan bagian-bagian otak
Sumber:
Neil Campbell & jane reace
Berdasarkan
perkembangannya dan terpetakan berdasarkan letak dan susunanya otak terbagi
atas otak besar, otak tengah dan otak kecil. Masing-masing area otak memiliki fungsi yang berbeda-beda
(20).
a. Otak
besar (serebrum)
Otak besar terdiri dari
belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri mengatur dan melayani tubuh bagian
kanan sebaliknya, belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri. Otak
besar terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam.
Area fungsional korteks
serebral.
a) Area
motor primer. Bagian lobus frontal (dahi) dari girus presentral, mengendalikan
kontraksi volunteer (di bawah kesadaran) otot rangka. Di sisi anterior girus
presentral, mengendalikan aktivitas motor yang terlatih dan berulang, misalnya
kemampuan mengetik. Area Broca (lobus frontal bagian girus frontalis superior)
mengendalikan kemampuan bicara.
b) Area
sensor korteks, meliputi:
·
Area sensor primer,
terdapat pada girus post sentral, berfungsi menerima informasi nyeri, tekanan,
suhu dan sentuhan.
·
Area visual primer,
terdapat di lobus oksipital (kepala belakang), berfungsi menerima informasi
dari retina mata.
·
Area auditori primer,
terdapat pada tepi atas lobus temporal (pelipis) berfungsi menerima impuls
pendengaran
·
Area
olfaktori primer, terdapat pada permukaan media lobus temporal, berkaitan
dengan indra penciuman.
·
Area pengecap primer,
terdapat di lobus parietal (ubun-ubun), di dekat bagian inferior girus
postsentral. Area ini berfungsi untuk persepsi rasa seperti manis, asin, asam,
dan pahit
c) Area asosiasi,
dipetakan menurut klasifikasi Brodmann sebagai berikut:
·
Area asosiasi frontal,
terdapat pada lobus frontal, berfungsi sebagai pusat intelektual dan fisik.
·
Area asosiasi somatic
terdapat pada lobus parietal, berfungsi sebagai pusat interpretasi (penafsira)
bentuk dan tekstur suatu objek.
·
Area asosiasi visual
(pada lobus oksipital) dan area asosiasi auditorik (pada lobus temporal)
berfungsi sebagai pusat interpretasi visual dan auditori.
·
Area wicara wernicke,
terdapat pada bagian superior lobus temporal berfungsi sebagai pusat bahasa dan
wicara.
·
Nucleus basal.
Merupakan pusat koordinasimotor.
b. Diensepalon
Diensefalon
terletak di antara serebrum dan otak tengah, tersembunyi di balik hemisfer serebral.
Bagian-bagian diensefalon meliputi:
a) Thalamus,
berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak besar, serta berperan
dalam system kesadaran dan kontrol motor.
b) Hipotalamus,
memiliki fungsi:
·
Mengendalikan aktivitas
system saraf otonom atau tak sadar, seperti pengaturan frekuensi jantung,
tekanan darah, suhu tubuh homeostatis dan pencernaan makanan.
·
Sebagai pusat
pengaturan emosi, seperti kesenangan, kegembiraan dan kemarahan
·
Memengaruhi keseluruhan
system endokrin
c) Epitalamus,
pada bagian ini terdapat badan pineal yang berperan dalam fungsi endokrin.
Gambar. 12.
System limbic penciuman dan respons emosional
Sumber: Neil
Campbell & jane reace
c. System
limbic
Adalah
cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingiotak dan saling
berhubungan melalui jalur-jalur neuron yang rumit. System limbic memiliki
fungsi dalam pengaturan emosi, mempertahankan kelangsungan hidup, pola perilaku
sosioseksual, motivasi dan belajar.
d. Mesensefalon
(otak tengah)
Otak
tengah adalah bagian otak pendek yang menghubungkan pons dan serebellum (otak
keci) dengan serebrum (otak besar). Mesensefalon berfungsi sebagai jalur
penghantar dan pusat reflex, serta meneruskan informasi penglihatan dan
pendengaran. Otak tengah, pons, dan medulla oblongata disebut batang otak.
e. Otak
kecil
Otak
kecil atau serebellum terdiri atas dua belahan yaitu belahan kanan dan belahan
kiri. Belahan kanan dan kiri tersebut dihubungkan dengan jembatan varol, yang
terletak dibagian depan otak kecil. Serebellum memiliki fungsi sebagai pusat
keseimbangan tubuh, koordinasi gerak, dan penghalusan gerak.
f. Sumsum
lanjutan
Susmsum
lanjutan atau medulla oblongata merupakan penghubung antara otak kecil dan
sumsum tulang belakang. Sumsum lanjutan berfungsi sebagai pusat pengatur denyut
jantung, pernapasan, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, reflex menelan,
muntah, batuk dan bersin.
d. Sumsum
tulang belakang
Sumsum
tulang belakang memanjang mulai dari ruas tulang leher hingga tulang pinggang
yang kedua.
Fungsi
sumsum tulang belakang adalah:
·
Meneruskan jalannya
impus saraf dari dan menuju otak
·
Sebagai pusat gerak
reflex kaki dan tangan. Gerakan dasar berjalan, reflex buang air keci dan buang
air besar.
D.
Sistem
Saraf Tepi
Saraf
tepi merupakansaraf penghubung antara araf pusat (otak dan sumsum tulang
belakan) dengan organ-organ tubuh, saraf tepi meliputi semua saraf dan ganglion
yang ada di luar saraf pusat.
Gambar. 13. Bagan
skema susunan system saraf tepi
Sumber: Neil
Campbell & jane reace
Secara structural sistem saraf tepi di
bagi menjadi dua yaitu saraf cranial dan saraf spinal (21).
Saraf cranial terdiri atas 12 pasang
saraf. Sebagian besar tersusun dari serabut sensori dan motor, tetapi beberapa
saraf hanya tersusun dari serabut sensori. Dan saraf spinal terdiri atas 31
pasang saraf yang muncul dari segmen-segmen medulla spinalis dan diberi nama
sesuai nama ruas tulang belakang.
Secara fungsi saraf tepi ini dibagi
menjadi 2 yaitu bagian sensoris dan bagian motoris (22).
System saraf tepi ini meliputi serat-serat yang membawa informasi antara system
saraf pusat dan bagian tubuh lainnya (perifer). Berdasarkan arah impuls yang
dibawanya, yaitu menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi aferen membawa
informasi dari reseptor yang terletak pada bagian ekternal tubuh atau reseptor
somatic (misalnya kulit merasakan dingin) maupun bagian internal tubuh atau
visceral (misalnya lambung merasakan lapar) menuju system saraf pusat. divisi
everen membawa instruksi sebaliknya yaitu dari system saraf pusat ke organ
efektor otot atau kelenjar yang melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang
sesuai.
System
saraf eferen dibagi menjadi system saraf somatic dan system saraf otonom.
System saraf somatic terdiri dari serat-serat neuron motor yang terdapat pada
otot rangka. Otot polos
dan otot jantung dikontrol oleh sistem saraf otonom (23). System saraf
otonom adalah bagian dari system saraf tepi yang mengontrol organ-organ dalam
tanpa dipengaruhi kesadaran.
Saraf otonom secara fisilogis, anatomis dan kimiawi
dibagi menjadi dua macam yaitu simpatik dan parasimpatik (24).
·
System saraf simpatis. Serat
saraf simpatis berasal dari segmen toraks dan lumbar medulla spinalis. Sebagian
besar serat praganglion sangat pendek, memiliki sinapsis, dan memiliki badan
sel neuron pascaganglion simpatis disepanjang kedua sisi medulla spinalis.
Serat pascaganglion panjang, berasal dari rantai ganglion, dan berakhir di
organ efektor. Serat pragnglion mengeluarkan neurotransmitter, asetilkolin,
sedangkan serat pascaganglion mengeluarkan noradrenalin sehingga disebut serat
adrenergic. Baik asetilkolin maupun noerefinefrin, berfungsi sebagai pembawa
pesan kimiawi. System simpatis mendorong respon-respon yang mempersiapkan tubuh
untuk beraktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau stress yang disebut
respon lawan. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan hal-hal yang mendukung situasi
tersebut, misalnya jantung berdenyut lebih cepat, tekanan darah meningkat,
saluran napas membuka lebar, glikogen dan simpanan lemak diuraikan untuk
menghasilkan energy, dan keringat meningkat.
·
System saraf para
simpatis. Berasal dari area cranial (otak) dan sacrum (dibagian bawah medulla
spinalis). Serat praganglion parasimpatis lebih panjang daripada serat
praganglion simpatis, karena tidak mencapai ganglion terminaldi dalam atau di
dekat organ efektor. Serat pascaganglion sangat pendek dan berakhir di sel-sel
organ. Serat praganglion maupun pascagnglion pada system parasimpatis
mengeluarkan neurotransmitter yang sama, yaitu asetilkolin sehingga disebut
kolinergik. System parasimpatis bekerja pada keadaan tenang (santai) dan
mendorong fungsi tubuh untuk istirahat dan mencerna, sehingga akan memperlambat
aktivitas yang ditingkatkan oleh system saraf impatis misalnya denyut jantung
lambat atau normal. Jadi fungsi system parasimpatis berlawanan dengan system
simpatis.
Gambar. 14. Saraf
simpatik dan parasimpatik
Sumber: Neil
Campbell & jane reace
Latihan
soal
1.
Fungsi neuron sensorik pada lengkung
reflex lutut adalah….
a.
Menyampaikan impuls ke otak bagian
temporal
b.
Menyampaikan impuls ke sumsum tulang
belakang
c.
Menyampaikan impuls ke efektor
d.
Menyampaikan impuls ke reseptor
e.
Sebagai saraf penghubung di dalam pusat
saraf
2. Baygon
merupakan racun jenis organofosfat. Racun ini dapat menghambat kerja enzim
asetilkolinesterase yaitu enzim yang memecah neurotransmitter
asetilkolin.salahsatu sinaps yang menggunakan neurotransmitter asetilkolin
adalah sinaps yang menghubungkan neuron motorik dengan otot rangka. Apakah yang
akan terjadi pada seseorang yang keracunan baygon?
a. Kejang
otot karena membrane sel otot terdepolarisasi terus menerus
b. Kejang
otot karena membrane sel otot mengalami hiperpolarisasi secara terus menerus.
c. Otot
mengalami paralisis karena sel otot tidak mendapat rangsangandari sel saraf
d. Otot
mengalami atrofi karena tidak mendapat rangsangan dari sel saraf
e. Otot
tetap berkontraksi secara normal
3. Berikut
ini manakah yang merupakan efek simulasi dari saraf simpatik ….
a. Menstimulus
keluarnya air mata
b. Menghambat
keluarnya air mata
c. Merangsang
sekresinya air liur
d. Menghambat
sekresinya air liur
e. Menyempitnya
pupil mata
Gunakan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 5-6
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
4. Seseorang
mengalami kecelakaan dan terjadi gangguan koordinasi gerak otot dan
keseimbangan. Bagian yang mengalami gangguan adalah nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
5.
Jika objek yang dilihat
oleh orang tersebut terlihat menjadi dua dan gambar terlihat buram, maka bagian
otak yang rusak adalah...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
6. Perhatikan
gambar di bawah ini!
Gambar
tersebut menunjukan tahapan….
a. Repolarisasi
b. Depolarisasi
c. Polarisasi
d. Istirahat
e. Tonus
7.
kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan,
penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol
perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum merupakan fungsi dari Otak
besar (cerebrum) bagian ….
a.
Lobus parietal
b.
Lobus temporal
c.
Lobus frontal
d.
Lobus occipital
e.
Lobus central
8.
Bayu segera menghindar dengan cepat
ketika kejatuhan sesuatu. Secara berurutan jalan impuls yang sesuai untuk
peristiwa Bayu adalah …
a.
Reseptor – saraf sensoris –saraf motoris
– sumsum tulang belakang – efektor
b.
Reseptor – saraf motoric – saraf
sensoris – sumsum tulang belakang – efektor
c.
Efektor – saraf motoris – sumsum tulang
belakang – saraf sensoris – reseptor
d.
Efektor – saraf sensoris – sumsum tulang
belakang – saraf motoris – reseptor
e.
Reseptor – saraf sensoris – sumsum
tulang belakang – saraf motoris – efektor
9.
Berikut ini erupakan contoh dara saraf
para simpatik adalah ….
a.
Melebarkan pupil
b.
Merelaksasikan bronki pada paru-paru
c.
Mempercepat denyut jantung
d.
Merangsang aktivitas lambung
e.
Menghambat aktivitas pancreas
10. Manakh
diantara hewan berikut ini yang sudah memiliki system saraf pusat…
a.
Ubur-ubur
b.
Hydra
c.
Bintang laut
d.
Demospongia
e.
Cumi-cumi
Essay !
1.
Pada pertandingan olaraga tinju, pemain tidak boleh memukul kepala
bagian belakang lawan, mengapa? Kaitkan jawaban kalian dengan system saraf.
2.
Bagaimanakah jalan respon syaraf yang terjadi ketika kalian hendak
terkena bara api atau sesuatu yang membuat anda terkejut dan memberikan respon
menghindar?
3.
Seseorang mengalami kecelakaan dan terjatuh membentur benda keras.
Bagian yang terbentur adalah bagian pelipis atau temporal. Bagaimanakah dampak
kemungkinan yang akan diderita korban kecelakaan tersebut?
Rambu-rambu jawaban pilihan ganda:
1.
Neuron sensorik merupakan neuron penghubung dari reseptor ke system
saraf pusat
2.
Neurotransmitter adalah senyawa kimiayang berfungsi menghantarkan impuls
ke sel saraf berikutnya. Contoh dari senyawa kima ini adalah noradrenalin,
asetilkolin dan serotonin
3.
Saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom yang memiliki
fungsi berlawanan atau bekerja secara antagonis dengan saraf parasimpatis
4.
Bagian otak yang mengatur keseimbangan tubuh dan koordinasi organ tubuh
adalah otak kecil
5.
Bagian otak yang berhubungan dengan penglihatan adalah area visual
primer dan berada pada bagian lobus oksipital
6.
Mekanisme pompa Na+ dan K+ dalam penghantaran impuls merupakan upaya
neuron dalam menjaga keseimbangan muatan.
7.
Serebrum merupakan pusat kesadaran dan penyimpanan memori, masing-masing
area memiliki fungsi yang beragam.
8.
Gerak reflex merupakan gerakan-gerakan yang terjadi tanpa diperintah dan
baru disadari setelah terjadi.
9.
Saraf parasimpatis merupakan bagian dari system saraf otonom yang
memiliki fungsi berlawanan atau bekerja secara antagonis dengan saraf simpatis
10. Hewan yang memiliki bentuk simetri tubuh
radial pada umumnya system saraf nya sudah mulai tersentralisasi dan
tersefalisasi.
Rambu-rambu
jawaban essay:
1.
Seluruh bagian otak memang sangat vital, oleh karena itu otak
dilindungioleh lapisan keras berupa tulang tengkorak. Ada beberapa bagian yang
sangat vital salah satunya berfungsi untuk sebagai pusatkeseimbangan tubuh
2.
Saraf yang bekerja saat dalam keadaan tertentu seperti terkena bara api,
tubuh kita akan segera bertindak langsung tanpa mempertimbangkan secara lama.
Gerakan tersebut dikenal dengan gerakan reflex
3.
Pada beberapa area otak besar memiliki fungsi khusus. Setiap area
memiliki fungsi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, J.B. Reece, & L.G Mitchel. 2000.
Biologi. Edisi ke 5. Terj. Dari Biology,
oleh. W.Manalu. Jakarta : Erlangga.
Campbell, N.A, J.B. Reece. 2005. Biology (Nervous System). Diktat dosen
Chris Romero. Publishing as Benjamin Cummings
Hariyanto, sucipto., Bambang Irawan.2005. Biologi
(panduan Olimpiade IPA Biologi). Bandung : NavPress Indonesia
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI
(kurikulum 2013). Jakarta : Erlangga.
Tanner, James.M, Gordon Rattay Taylor. 1983.
Pertumbuhan.trj. dari Growth, oleh
Djokosoejitno. Jakarta : Tira Pustaka
www.kaskus.co.id.
Diakses tanggal 25 desember 2014.
http://kelankelon.blogspot.com
diakses tanggal 25 desember 2014.