Wednesday 26 December 2018

Berkelah Sendiri di Kuala Lumpur


Indah berbalam si awan petang,
Berarak di celah pepohon ara;
Pemanis kalam selamat datang,
Awal bismillah pembuka bicara.

Pantun di atas merupakan pembuka yang manis untuk pemaparan kisah perjalanan solo traveling saya selama 3 hari di negeri yang berslogan "Bersekutu menambah mutu". Sebenarnya solo traveling yang saya lakukan akibat dari ketidak sengajaan, berawal dari miskomunikasi kesalahan memesan tiket yang berbeda waktunya dengan rekan-rekan kantor, yang memaksakan saya untuk solo traveling.

karena kali ini solo traveling, dan ini yang pertama kali, membuat saya untuk mempersiapkan kebutuhan, ittenarary serta perlengkapannya lebih matang lagi. Persiapan dimulai dari persiapan transport lokal menuju bandara, untuk transport lokal saya pergi menggunakan Argo parahyangan, tidak memilih travel karena resiko sampai ke bandara tidak tepat waktu (saat itu sedang ada pembangunan jalan tol di tol Cikampek) setelah sampai gambir perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan bus Damri dengan tujuan Terminal 3 Bandara soekarno hatta.

Internasional Boarding Lounge Terminal 3
 Maskapai yang saya gunakan dalam perjalanan solo traveling ini yaitu Malaysia Airlines dengan tujuan KLIA. Pesawat tiba di KLIA sekitar pukul 21.30 waktu setempat, belum terlalu malam di Kuala Lumppur, soalnya adzan Maghribnya saja pukul 7 petang lebih. Setiba di KLIA saya pun langsung menuju counter simcard yang sudah dipesan jauh-jauh hari lewat aplikasi travel "Klook", selepas itu saya ppun menuju stasiun bus. Menggunakan bus menuju tempat menginap merupakan pilihan yang tepat disamping murah, busnya pun bagus dan pelayanannya memuaskan. harga tiket bus ke arah Bukit Bintang seharga 11 ringgit, dan bus pun hanya sampai KLCC selepas itu kami menggunakan armada yang lebih kecil berupa minivan untuk diantarkan sampai depan hotel.

Hari pertama,... awalnya kaget saat terbangun dihari pertama di Kuala Lumpur, dikira saya terbangun kesiangan, karena jam menunjukan pukul 06.00, ketika membuka tirai jendela langit masih gelap... hmhmhm dan suara adzan pun tidak terdengar rupanya tempat menginap saya didominasi oleh turis yang berlibur (Bukit Bintang) mungkin jauh dari masjid. dihari pertama ini rencananya diawali dengan silaturahmi dengan keluarga teh Nana (keluarga dari Cirebon), beliau meengajak untuk sarapan bareng. saya memilih nasi lemak untuk mengawali kuliner di KL ini.
Kedai Nasi Lemak
Nasi Lemak dengan Lauk Sotong
 Yummy keliatannya menggiurkan, rasanya kebayang perpaduan gurihh, pedas dan aroma rempah khas melayu... ternyata diluar ekspetasi begitu satu sendok masuk ke dalam mulut rasanya yummyyy,, berbeda dengan anggapan awal rasanya gurih, lebih cenderung manis, bumbunya kerasa, dan ga terlalu pedas nilainya 8 dari 10.. patut di coba soalnya beda banget rasanya hiii..

selepas makan pagi teh nana menawarkan untuk mengantarkan saya ke tempat-tempat wisata, namun karena misi di awal solo traveling saya pun menolak dengan halus, sebab ingin mencoba moda transportasi di Kuala Lumpur. saya pun diantar oleh beliau sampai ke area dataran merdeka dengan bekal informasi moda transportasi di KL saya pun berpamitan untuk melanjutkan petualangan berikutnya.

Destinasi pertama yang dikunjungi adalah Istana Abdul Samad. berdasarkan Informasi bangunan ini dibangun di akhir abad 19 digunakan sebagai kantor pemerintahan kolonial Britania Raya, selepas kemerdekaan Malaysia tahun 1974 gedung ini digunakan sebagai pusat pemerintahan Sultan Selangor, bangunan ini bergaya klasik dan dirancang oleh Arthur Charles Alfred Norman.

Selfie di depan Istana Raja Abdul Samad
 Destinasi berikutnya masihh dikawasan yang sama, saya mengunjungi Muzium Tekstil. Dari rancangan bangunannya hampir sama dengan istana Abdul Samad, tempat ini gratis. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari museum ini, banyak kesamaan antara kain-kain di Indonesia dengan Malaysia mulai dari tenun, batik, sampai ke pakaian dari kulit kayu. Teknik pembuatannya pun sama, hal ini membuktikan bahwa Indonesia dan Malaysia merupakan satu rumpun.
Pakaian Tradisional Malaysia

Kain Berayat, yang merupakan kain khas melayu dan memiliki nilai sakral, kain ini diberasal dari Jambi

perjalanan pun dilanjutkan ke dataran merdeka dan dilanjutkan ke musium negara Malaysia. karena waktu yang terbatas dan bertepatan dengan shalat jumat selepas dari museum negara saya pun melanjutkan perjalanan ke masjid negara Kuala Lumpur untuk melaksanakan shalat jumat.

Shalat jumat di Kuala lumpur berakhir dipukul 13.30, saya pun melanjutkan perjalanan ke Batu Caves, saya menggunakan Moda transportasi KTM komuter Klang Line dari Muzium negara ke arah Batu Caves. Waktu tempuh tidak terlalu lama hanya sekitar kurang lebih 20 menit.

Cuaca saat itu di Batu Caves sangat cerah dan terik, begitu masuk gerbang batu caves disisi kanan terdapat tugu Hanuman yang menjulang tinggi, saya pun melanjutkan perjalanan menuju titik utama Batu caves dan icon khas Batu caves pun berdiri dengan megahnya (Patung Lord Murugan). Disamping Patung Lord Murugan terdapat 272 anak tangga yang di cat warna warni, saya pun dengan semangat menyusuri satu persatu anak tangga. Atmosfer diatas berbeda jauh dengan area bawah, bagian atas Batu caves terdapat gua dengan mulut gua yang lebar memberikan suasana lebih sejuk. Aroma dupa khas india tercium, ditambah alunan tabla dan tiupan pungi (alat musik tiup khhhas india) memberi kesan Hindustan yang sangat kental.
Berfoto di depan Patung Lord Murugan 



dengan 272 anak tangganya
  
suasana didalam gua
Setelah Puas berjalan-jalan di Batu Caves, saya pun kembali ke penginapan. selepas itu perjalanan hari pertama ditutup dengan makan malam dengan Menu Maggi Ayam dan teh Tarik di TGS Nasi Kandar.
Bentuknya biasa aja tapi rasanya.. mmm Yummy.

Saturday 22 December 2018

Heaven in Phi phi

Koh phi phi
Kami beranjak dari Phuket menuju Phiphi islands sekitar pukul 6 pagi. Perjalanan menuju dermaga sekitar 45 menit melewati Old town dan berakhir di Fishing Port, Phuket. Setiba didermaga kami diberikan stiker sebagai pengganti tiket, ada berbagai macam stiker yang ditandai dengan warna yang berbeda. Stiker tersebut menandakan jenis fasilitas apa yang didapat selama di Phiphi islands.
Old town phuket, saat perjalanan menuju dermaga
stiker sebagai pengganti tiket fery
kami menggunakan moda transportasi cruise atau fery penyebrangan, fery yang kami gunakan adalah Sea Angel Cruise. Waktu tempuh menuju Phiphi sekitar 2 jam, lumayan lama dan sensasi menggunakan cruise cukup menegangkan. selama perjalanan saya kurang menikmati karena kondisi tidak mendukung, padahal fery yang kami gunakan fasilitasnya bagus dan nyaman, namun karena saya mabuk perjalanan menjadi kurang menikmati. Beberapa menit sebelum menepi ke dermaga tujuan kami disuguhkan dengan pemandangan yang mempesona, rasa mual karena sisaan muntah mendadak hilang, tanpa membuang waktu saya pun langsung mengabadikan momen tersebut.
salah satu spot fav dalam fery
mabuk perjalanan
menunggu cruise di dermaga
momen sebelum tiba di dermaga phiphi





















oh ya selama dalam perjalanan kami sempat berkenalan dengan salah satu turis yang berasal dari Iran namanya Mehdi. dengan kemampuan bahasa inggris yang terbatas kami pun berkomunikasi dengannya, sharing ittenarary dan banyak hal.

Tidak berlama-lama fery pun berlabuh di dermaga Phiphi.. kesan pertama saat menginjak pulau ini... langsung berdecak kagum.. dengan tampilan yang kontras antara birunya laut dan langit dengan putihnya pantai Phiphi dan hijaunya bukit dibalik pulau tersebut.. pokoke seperti yang ada didalam tayangan brosur paket wisata lah... hehehe..
Swaddi kab Phi phi

Turis asal Iran "Mehdi"


 setiap jejak di pulau ini sangat menarik, pasir putih, air laut yang jernih, dan bukit kapur yang menjulang tinggi sangat memanjakan mata saya. Kami menginap semalam di Maiyada resort phiphi.






Cuaca di sore hari rupanya kurang bersahabat, namun tidak menghalangi kami untuk menikmati sore hari di pantai sekitar phiphi.. dengan bermodalkan jas hujan dari plastik kami pun menyusuri pantai. rasanya sayang jika waktu tidak digunakan secara maksimal untuk menikmati surga di laut andaman ini hiiii..
menikmati rintikan air hujan di pantai koh phiphi

pulau phiphi ini sangat kecil, didalam pulaunya sendiri saya tidak menjumpai kendaraan bermotor, artinya atmosfer di pulau ini bebas polusi. Pulau ini pun dapat dijangkau dengan berjalan kaki serba dekat.. fasilitasnya lengkap mau jajan apapun ada.. ada 7eleven disana.
Senja di Phiphi
Cemilan dari phiphi

Sawaddi kab

Phuket International Airport, di point ini perjalanan menjelajahi negeri Gajah Putih dimulai. Diluar bandara Hiace Minivan sudah menunggu, kami pun bergegas memasuki kendaraan tersebut. Drivernya ramah, selama perjalanan, kami berbincang dan berdialog seru mengenai Thailand, dari sisi budaya, makanan khas, sampai ke masalah gender (penasaran abis dengan macam gender yang ada 18 jenis...). Mr. Yee driver yang sangat komunikatif, luwes, baik hati, dan jago mengemudi (tentunya) beliau merupakan warga negara muslim asli Thailand yang berasal dari provinsi Yala. Mr Yee sangat fasih berbahas melayu sehingga memudahkan kami dalam berkomunikasi.

Selama di Phuket, kami menyusuri beberapa tempat yang menarik disana, mulai dari kuil, pantai, serta beberapa tempat yang menarik.



1. Karon View Point
Family Potrait di Karon View Point







  Tempat ini merupakan salah satu tempat paling tinggi di Phuket. Di tempat ini kita bisa melihat laut lepas Andaman, Karon Beach, dan Kata Beach dari kejauhan. Di tempat tersebut disediakan beberapa teropong, cuma untuk memakai benda ini lumayan ngantri, soalnya jumlahnya terbatas.

2. Wat Chalong
Wat Chalong
Negara ini sangat terkenal dengan banyaknya kuil dan pagoda. salah satu kuil yang terkenal adalah Wat Chalong. Kuil Budha ini terletak di distrik Mueang Phuket, Kuil ini didedikasikan untuk 2 biksu Luang Pho Chaem dan Luang Pho Chuang, yang berperan penting dalam pemerintahan Raja Rama V. Saat memasuki area kuil ini, kami disambut oleh letupan bunyi petasan yang sangat meriah. Bangunan kuil hampir seluruhnya didominasi oleh warna emas dan merah.

3. Big Bee Honey Farm

Awalnya heran kenapa diajak Mr. Yee kesini... di Indonesia juga banyak. ternyata salah satu keistimewaan dari tempat ini adalah bisa icip-icip madunya.. he.. free koq kalo cuma nyoba doang, tapi tidak hanya madu saja yang dijual di tempat ini, ada beberapa oleh-oleh juga yang dijajakan di tempat ini.

4. Weekend Food Market

Surganya kuliner ya di tempat ini... mulai dari makanan berat ada.. buah-buahan segar ada.. sampai makanan unik yang ga nemuin di tempat lain banyak. Panganan unik yang saya coba adalah Miang Kham, semua rekan-rekan saya ga ada yang berani coba..komposisi kudapan ini terdiri dari kelapa bakar, kacang tanah bakar, potongan bawang merah, dan saus rahasia dibalut dalam daun sirih sensasi rasanya luar biasa.. anehhhhh.. manis,, aroma bawangnya kuat tapi segar dimulut.

Pengalaman berharga selama perjalanan hari pertama ini sangat banyak diantaranya warga negara Thailand sangat patuh pada pemimpinnya, salah satu bentuk kepatuhannya adalah ketika jam tertentu akan dikumandangkan lagu kebangsaan Thailand, beberapa saat orang-orang menghentikan aktivitas sejenak sampai alunan lagu tersebut berhenti. yang kedua di setiap rumah atau gedung pemerintahan dilengkapi kuil kecil yang didalamnya terdapat patung-patung dewa, salah satu tujuannya adalah untuk menghormati leluhurnya.