Tuesday, 9 June 2015

sistem saraf



SISTEM SARAF
1.      Pendahuluan

http://cdn.kaskus.com/images/2014/09/23/4270071_20140923094940.jpg

Gambar 1. Dikejar angsa.
Sumber gambar.www.kaskus.co.id
P

ernahkah masa kecil kalian mengalami seperti pada gambar.1? Bagaimanakah reaksi kalian saat angsa mulai mengejar kearah kalian? Wah, pastinya perasaan kalian campuraduk, mungkin rasa takut, waswas degdegan akan mendera kalian saat persitiwa itu terjadi. Yang menjadi pertanyaannya adalah ketika angsa tersebut menyerang kalian secara otomatis sikap kalian tentu secara otomatis dan seketika dalam keadaan posisi siap menghindarinya (berlari sekencang mungkin).
Berdasarkan ilustrasi pada gambar1, anak tersebut mampu menghasilkan gerakan tersebut , hal ini merupakan hasil kerjasama antara system saraf, hormonal, otot dan rangka tubuh. Ketika mata melihat aksi angsa tersebut maka rangsangan tersebut langsung diolah ke otak. Di dalam otak rangsangan visual tadi secara cepat akan diolah. Selanjutnya, otak akan meneruskan rangsang ke otot kaki, dan anggota badan lain sehingga akan menghasilkan gerakan untuk menghindar angsa tersebut yaitu dengan berlari.
Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak contoh aktivitas yang melibatkan system koordinasi kita khususnya system saraf. Semua aktifitas tubuh melibatkan system ini. Karena system saraf mempunyai fungsi yang sangat penting dalam mengkoordinasi pekerjaan alat tubuh. Saraf merupakan pengatur utama kegiatan tubuh. Selain saraf, system hormone pun bertugas mengkoordinasi keserasian organ manusia. Secara umum saraf mempunyai fungsi, yaitu:
·                     Sebagai penyelenggara hubungan dengan luar
·                     Sebagai pusat ingatan, kesadaran, dan kemauan.

2.      System saraf pada hewan
Berdasarkan uraian yang tertera pada bagian pendahuluan bahwa system saraf memiliki fungsi penyelenggara hubungan dengan luar atau lingkungannya sebagai pengatur koordinasi alat tubuh. System saraf ini tidak hanya dimiliki oleh manusia saja namun hewan pun memiliki system ini walaupun susunannya tidak selengkap pada manusia. Perhatikan gambar di bawah ini!

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicrK64S6zLkd-za4vRuDQvwSiU1h7Ml1sxDW7YpLXvr9GrBnOmYvBvt5tOosTs8D3rzlxpRRpNyX084GPy-fX2Kn_J_EPfNiD5nlfuX_Aj6bFziAQT1_tJxr0rwOBKX5spAdJEzAN4u0M/s1600/bekicot.jpg
Gambar2. Bekicot dengan tangkai mata seperti antenna
Sumber gambar. http://kelankelon.blogspot.com   

Walaupun bekicot (pada gambar 2) memiliki pergerakan yang lambat, hewan ini juga memiliki susunan system saraf. Untuk membuktikan hal tersebut coba kalian amati saat bekicot perlahan-lahan memunculkan bagian badannya dari cangkang kerasnya sampai bagian kepala dan bagian seperti antenanya keluar sempurna. Kemudian coba sentuh atau pegang bagian seperti antena (tangkai mata), apakah kalian berhasil dapat menyentuh bagian tersebut? Tentu hal tersebut sulit untuk dilakukan. Setiap saat jari akan menyentuh tangkai mata bekicot, bagian tangkai mata tersebut akan dengan cepat mengkerut atau tersembunyi kembali bahkan jika kita berusaha memegang bagian kepalanya akan dengan cepat seluruh badan bekicot akan menyembunyikannya kembali pada cangkangnya. Fenomena ini menjadi gambaran bukti bahwa bekicot juga memiliki susunan system saraf, hal tersebut dibuktikannya dengan adanya respon dari tubuhnya terhadap pengaruh lingkungannya.
Pada dasarnya setiap hewan memiliki system koordinasi tubuhnya masing-masing, namun tidak semua hewan system koordinasinya berupa system saraf. Contohnya adalah hewan yang tergolong kedalam filum porifera. Filum ini belum memiliki sel khusus yang berfungsi untuk menghantarkan impuls.
Susunan system saraf pada umumnya korelasi dengan bentuk simetri tubuh (1). Simetri tubuh yang dimaksud adalah berupa radial atau bilateral. Perhatikan gambar di bawah ini.[Title]
Gambar 3. Beragam hewan dengan system saraf yang bermacam-macam
Sumber. Neil Campbell & jane reace
Pada gambar di atas bermakna sebagian hewan memiliki sel saraf atau sel khusus yang memiliki fungsi untuk menghantarkan impuls. Namun secara structural dan susunannya memiliki bentuk yang berbeda-beda. Kecenderungan pengelompokannya sendiri berdasarkan bentuk simetri tubuh yaitu radial dan bilateral. Hewan yang memiliki bentuk simetri tubuh radial adalah hewan yang tubuhnya melingkar atau bulat. Hewan yang memiliki bentuk simetri radial memiliki system saraf berupa jaring saraf. (2)  system saraf  berupa jaring saraf ini maksudnya memiliki bentuk bercabang dan menyebar ke seluruh bagian tubuh. Dan diantara susunan saraf yang ada system saraf ini tergolong kedalam system saraf sederhana. Kelompok hewan yang memiliki susunan saraf paling sederhana adalah Cnidaria, dengan sistem saraf berupa jaring saraf (3).  Contoh hewan dalam kelompok ini adalah Hydra yang terdapat pada gambar3.
 Hewan yang memiliki bentuk simetri tubuh radial cenderung memiliki sistem saraf yang tidak terpusat (4). Walaupun belum memiliki system saraf pusat mekanisme persebaran impuls ini memiliki kecenderungan tersentralisasi atau memusat. Contohnya mekanisme pergerakan pada hewan ubur-ubur memiliki kumpulan sel saraf pada pinggiran tubuhnya yang memiliki bentuk lonceng.  Dengan struktur tubuh tersebut memungkinkan ubur-ubur dapat bergerak dan berenang. System saraf yang mirip dengan ubur-ubur juga terdapat pada beberapa hewan ekinodermata seperti bintang laut. Bintang laut memiliki cincin saraf sentral dengan saraf berbentuk radial yang dihubungkan dengan jarring-jaring saraf pada masing-masing lengannya (dapat dilihat pada gambar3).
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa berdasarkan simetri tubuhnya hewan terbagi menjadi dua kelompok yaitu radial dan bilateral. Bentuk simetri tersebut terkait dengan susunan sarafnya. Sebelumnya sudah dipaparkan mengenai susunan saraf hewan yang memiliki bentuk simetri tubuh radial.
Sebagian besar kelompok hewan yang ada memiliki bentuk tubuh bilateral. Hewan simetri tubuh bilateral adalah hewan yang tubuhnya tersusun atas dua sisi yang bersebelahan dan memiliki bentuk organ dan struktur yang sama. Hewan yang memiliki bentuk simetri tubuh bilateral memiliki system saraf yang berkonsentrasi pada kepala (cephalization) dan terpusat (centralization)(5). Sefalisasi atau Cephalization ini maksudnya pemusatan organ sensoris, organ pengambilan makanan, dan struktur neuron berada pada bagian ujung anterior (kepala). Sedangkan sentralisasi (centralization) ini adalah susunan saraf tersebut memiliki system saraf pusat sebagai pengendali sistem koordinasinya. System tersebut dikenal dengan SSP (system saraf pusat) dan biasanya organnya berupa otak.  Cacing pipih merupakan hewan paling primitive yang sudah memiliki sistem saraf pusat yang terdiri atas otak kecil dan dua atau lebih tali saraf longitudinal (6). Planaria atau cacing pipih mempunyai system saraf pusat yang tertera pada gambar3 berupa otak kecil yang dihubungkan dengan dua tali saraf longitudinal. System saraf tepinya berupa system saraf transversal yang mirip tangga yang menghubungkan tali saraf dengan juluran saraf yang lebih kecil di sepanjang tubuhnya. Molusca merupakan hewan invertebrate paling maju, memiliki sistem saraf yang lebih kompleks dibandingkan dengan hewan invertebrate lainnya (7). Pada filum ini contohnya cumi-cumi memiliki otak yang besar dan sudah memiliki organ sensoris yang lebih maju berupa mata yang berkembang dengan baik.
http://www.psdgraphics.com/file/note-pencil-icon.jpg
Rounded Rectangle: Lembar Kerja siswa
Judul kegiatan: Gerak Refleks pada katak
Tujuan Kegiatan: 1.  Untuk melihat gerak refleks pada katak
2.Membandingkan gerak refleks pada katak yang masih hidup dengan katak yang telah didekapitasi
Alat dan bahan :
1. Katak hidup  2. Pipet 3. Larutan H2SO4/; 1%, 3%, dan 5%
4. Gunting bedah 5. Sonde / pulpen 6. Larutan fisiologis (NaCl 0,6%)
7. Bak bedah 8. Bekkerglass yang diisi air 9. Kapas
Cara kerja:
1. Katak yang tidak didekapitasi
a. Peganglah katak yang masih hidup dengan tangan kiri dan genggamlah kaki belakangnya, kemudian kemudian dekatkan sonde/pilpen pada daerah mata. Amati refleks yang terjadi!
b. Usapkan sonde/pulpen ke bagian tenggorokan katak, lalu amati apa yang terjadi!
c. Peganglah kedua kaki depan katak dan biarkan kedua kaki belakngnya bebas, kemudian teteskan H2SO4: 1%, 3%, dan 5%pada kaki belakang katak, amati apa yang terjadi!
2. Lakukan dekapitasi pada katak dengan cara:
• Peganglah katak dengan tangan kiri, ambilah gunting bedah, masukan satu mata pisau kedalam mulutkatak dan satunya lagi di belakang membrane timpani. Gunting bagian tersebut.
• Tutuplah ujung potongan tersebut dengankapas yang telah dibasahi larutan fisiologis.
• Tunggu sampai katak tersebut siuman.
3. Gantunglah katak yang sudah di dekapitasi tersebut pada statifdengan cara mengaitkan rahang bawahnya
4. Setelah katak terbut siuman, teteskan larutan H2SO4: 1%, 3%, dan 5% pada kaki belakangnya, perhatikan apa yang terjadi!
5. Lepaskan pengait dari katak , kemudian ambillah beakerglass yang sudah berisi air. Masukkan katak tersebut kedalam beakerglass yang telah berisi air  dan perhatikan apa yang terjadi!



 






























Rounded Rectangle: Hasil kegiatan 
1. Variabel yang dikendalikan
………………………………………………………………………………………………
2. Hipotesis 
………………………………………………………………………………………………
3. Pertanyaan penelitian 
…………………………………………………………………………………………
Hasil Praktikum
a. Katak yang masih hidup
No  Rangsang yang diberikan Respon yang dihasilkan
  
  
  
  
b. Katak yang telah didekpitasi
No  Rangsang yang diberikan Respon yang dihasilkan
  
  
  
  

Pertanyaan diskusi
1. Bagaimanakah respon katak yang masih hidup pada setiap rangsang yang diberikan?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Bagaimana pula respon katak yang sudah didekapitasi pada setiap rangsang yang diberikan?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Bagaimanakah proses jalannya impuls saraf sampai terjadi gerakan respon katak tersebut? Buatlah dalam bentuk alur!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
4. Kesimpulan apakah yang didapat dari kegiatan praktikum ini?
………………………………………………………………………………………………..

 


































3.      System saraf pada manusia
System saraf merupakan jaringan komunikasi yang rumit di dalam tubuh manusia, system ini mulai berkembang selama minggu ketiga saat janin terbentuk dalam rahim. Asalnya dari suatu bagian ektoderm atau pelat neuron. Perkembangan dan pertumbuhan system berasal dari pelat ini, baik strutur massif seperti otak maupun serat halus pada neuron. Seluruh kelengkapan sel saraf paling sedikit 10 milyar pada manusia sudah ada sejak lahir. Dalam perkembangannya tidak ada sel saraf baru yang ditambahkan. Sel yang ada akan menjadi besar untuk mengimbangi pertumbuhan tubuh yang normal.
A.    Sel Saraf
Neuron sebagai unit fungsional system saraf (8). Sistem saraf ini menyerupai rangkaian listrik pada sebuah kabel jika dilihat dari cara kerjanya. Mekanisme kerjanya sangat cepat. Jika rangkaian listrik yang dikirimkannya arus listrik, namun pada saraf  yang dikirimkannya berupa impuls. Neuron difungsikan khusus mengirimkan impuls saraf (9).
Neuron terdiri atas badan sel, dendrite dan axon (10). Untuk lebih jelas mengenai bentuk dan bagian struktur sel saraf perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 4. Sel saraf
Sumber. Neil Campbell & jane reace

·         Badan sel saraf berfungsi mengendalikan metabolism keseluruhan neuron. Badan sel saraf terdiri dari nucleus yang dikelilingi sitoplasma serta nukleulos yang menonjol. Di dalam sitoplasma terdapat organel seperti mitokondria, badan golgi, lisosom, dan badan nissl. Badan nissl dalam sel saraf adalah reticulum endoplasma kasar yang berperan dalam sintesis protein. Pada bagian ini tidak memiliki sentriol sehingga tidak dapat berepikasi.
·         Dendrit merupakan serabut saraf yang pendek, biasanya bercabang-cabang. Dendrite berfungsi untuk menerima rangsang (impuls) yang datang dari ujung akson dari sel saraf atau neuron yang lain, dan kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf. Neurofibril dan dan badan nissl dari badan sel memanjang ke dalam dendrite.
·         Akson atau dikenal juga dengan istilah neurit merupakan serabut saraf yang berasal dari juluran sitoplasma yang panjang berasal dari badan sel. Ujung akson bercabang-cabang  berfungsi mengirimkan impuls ken euro lain. Pada umumnya akson dibungkus oleh substansi lemak berwarna putih kekuningan yang disebut dengan selubung myelin. Selubung myelin berperan sebagai isolator axon pada vertebrata (11). Selubung myelin terbentuk dari sel schwan serta berhubungan dengan pembentukan nodus ranvier. Selubung myelin dan nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat jalannya impuls.
Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabutnya dapat beregenerasi jika badan selnya masih utuh. Jika akson mengalami kerusakan berat neurilema (sel Schwann) melakukan pembelahan mitosis untuk menutup luka.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi empat macam sel saraf, yaitu sel saraf sensoris (sel saraf indera), sel saraf motoris, sel saraf penghubung (konektor), dan sel saraf adjustor.
·         Sel saraf sensoris (neuron aferen), yaitu neuron yang berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor ke saraf pusat.
·         Sel saraf motoris (neuron eferen), yaitu neuron yang berfungsi menghantarkan rangsangan dari saraf pusat ke efektor (otot dan kelenjar).
·         Sel saraf penghubung (neuron konektor) yaitu neuron penghubung antara neuron yang satu dengan neuron yang lain.
·         Sel saraf adjustor (neuron adjustor), yaitu neuron yang menghubungkan neuron sensoris dan neuron motoris di sumsum tulang belakang.
Gambar 6. Jenis neuron berdasarkan fungsinya
Sumber. Neil Campbell & jane reace

B.     mekanisme terbentuknya impuls dan penghantarannya
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, fungsi sel saraf secara umumnya adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi rangsang tersebut. Impuls yang diterima oleh reseptor, selanjutnya akan dihantarkan oleh dendrite menuju ke badan sel saraf dan akson. Dari akson, impuls dihantarkan ke dendrite neuron lainnya. Seluruh impuls saraf yang diterima memiliki bentuk yang sama, tetapi respon terhadap impuls tersebut berbeda-beda. Hal ini terjadi karena reseptor dan efektornya berbeda-beda. Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu sebagai berikut:
a.       Impuls dihantarkan melalui neuron
Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energy potensial membrane, yaitu energy yang tersimpan untuk bekerja mengirim impuls. Energy potensial membrane tersebut dihasilkan oleh perbedaan komposisi ion antara cairan intraseluler dan ekstraseluler. Didalam sel, kation (ion positif) utama adalah K+, sedangkan Na+ konsentrasinya rendah. Di luar sel, kation utama adalah Na+, sedangkan K+ konsentrasinya jauh lebih rendah.  Neuron mempertahankan potensial membrane yang melintas pada membrane (12). Energy potensial membrane tersebut dipertahankan dengan cara memompa K+ ke dalam sel dan Na+ ke luar sel, sehingga K+ didalam sel tetap tinggi dan Na+ tetap rendah. Untuk mekanismenya digambarkan dibawah ini:
Gambar 7. Mekanisme pompa Na+ dan K+ dalam penghantaran impuls
Sumber. Neil Campbell & jane reace

Penghantaran impuls terjadi secara konduksi yang melibatkan peran pompa ion Na+ dan K+ sebagai berikut:
·         Tahap istirahat (polarisasi). Saat fase istirahat neuron plasma membrane memiliki kemampuan untuk menjaga kestabilannya. (13). Neuron tidak menghantarkan impuls. Saluran ion Na+ dan K+ tertutup. Keadaan dibagian luar membrane bermuatan positif (+) sedangkan dibagian permukaan dalam membrane negative (-).
·         Tahap depolarisasi. Jika neuron diberikan rangsangan, saluran Na+ akan terbuka dan ion Na+ masuk ke dalam sel. Hal tersebut menyebabkan perubahan muatan listrik (penurunan gradient listrik), yaitu di bagian luar membrane menjadi bermuatan negative (-) dan di bagian dalam membrane menjadi bermuatan positif (+). Depolarisasi selanjutnya akan terjadi jika saluran tambahan Na+ terbuka, sedangkan saluran K+ tertutup. Hal tersebut menyebabkan keadaan di bagian dalam membrane menjadi lebih positif. Potensial aksi terjadi jika neuron mengalami depolarisasi sampai mencapai batas depolarisasi (14).
·         Tahap repolarisasi. Saluran Na+  tertutup dan tidak aktif, sedangkan saluran K+ terbuka sehingga ion K+ keluar dan menyebabkan bagian dalam membrane menjadi bermuatan negative. Jika saluran K+ tertutup relative lambat dan menyebabkan keadaan dalam membrane menjadi bermuatan lebih negative, akan kembali ke tahap istirahat.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini:
Gambar 8. Mekanisme penghantaran impuls saraf melalui membrane plasma di sepanjang akson. Sumber: Neil Campbell & jane reace

b.      Penghantaran impuls antar neuron
Sinapsis merupakan titik pertemuan antara ujung akson dengan ujung dendrite yang mengontrol komunikasi antara neuron dengan sel-sel lainnya (15). Ujung neurit, yang akan menyampaikan rangsang menuju dendrite lain, membentuk tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. .Pada sitoplasma ujung akson banyak mengandung vesikula yang memuat senyawa kimia yang berfungsi sebagai pembawa impuls atau pesan yang dinamakan dengan neurotransmitter (16). Apabila impuls mengenai tombol sinapsis, maka permeabilitas membrane prasinapsis terhadap ionkalsium menjadi meningkat. Ion kalsium kemudian akan masuk, sedangkan gelembung sinaps akan melepaskan neurotransmitter ke celah sinaps. Gelembung sinaps melebur dengan membrane prasinaps. Impuls sampai ke membrane postsinaps karena dibawa oleh neurotransmitter, kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dihasilkan oleh membrane postsinaps. Contoh dari zat neurotransmitter adalah asetilkolin, noradrenalin, dan serotonin.
Gambar 9. Sinapsis
 Sumber: Neil Campbell & jane reace

C.     Sistem Saraf Pusat
Saraf pusat adalah saraf yang berfungsi sebagai pusat koordinasi. Otak dan sum-sum tulang belakang merupakan bagian dari sistem saraf pusat  (17). Otak dilindungi oleh tulang tengkorak, sedangkan medulla spinalis ata sum-sum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Pada otak maupun medulla spinalis terdapat lapisan pelindung dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
·         Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, mengandung banyak pembuluh darah, serta melekat pada otak atau medulla spinalis.
·         Araknoid adalah lapisan tengah, mengandung sedikit pembuluh darah. Araknoid memiliki ruang sub araknoid yang berisi cairan serebrospinalis, pembuluh darah dan selaput jaringan penghubung yang mempertahankan posisi araknoid terhadap pia meter di bawahnya.
·         Durameter adalah lapisan terluar, tebal dan kuat, serta terdiri atas dua lapisan.


Otak maupun medulla spinalis memiliki ubstansi abu-abu dan substansi putih.
·         Substansi abu-abu, membentuk bagian luar (korteks) otak dan bagian dalam medulla spinalis. Substansi abu-abu mengandung badan sel neuron, serabut bermielin dan tidak bermielin, astrosit protoplasma, oligodendrosit, dan microglia.
·         Substansi putih, membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medulla spinalis. Substansi putih didominasi oleh serabut bermielin maupun tidak bermielin, oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan microglia.
Otak tersusun atas milyaran sel neuron yang terhubung oleh sinapsis membentuk anyaman komplek. Otak sebagai pusat integrasi fungsi pusat kesadaran yang kompleks (18). Neuron di otak berkomunikasi satu sama lainnya secara kimiawi atau berupa muatan listrik yang memungkinkan kita dapat mengalami emosi, berpikir dan mengingat, mengetahui dan mengatur keadaan tubuh sendiri dan lingkungannya, serta secara sadar mengontrol gerakan tubuh.
Dalam perkembangannya system saraf primitive mulai terbentuk sejak embrio pada minggu ke-3 masa kehamilan, selanjutnya pada minggu ke-4 akan terbentuk tabung saraf yang akan menjadi otak dan medulla spinalis.Otak terbentuk dan terbagi menjadi 5 area yaitu telensefalon, diensefalon, mesensefalon,  metensefalon dan mielensefalon. (19)
Right Arrow: berkembang                           
Gambar10. Perkembangan otak dan bagian-bagian otak
Sumber: Neil Campbell & jane reace
Berdasarkan perkembangannya dan terpetakan berdasarkan letak dan susunanya otak terbagi atas otak besar, otak tengah dan otak kecil. Masing-masing area otak memiliki fungsi yang berbeda-beda (20).
a.       Otak besar (serebrum)
Otak besar terdiri dari belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri mengatur dan melayani tubuh bagian kanan sebaliknya, belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri. Otak besar terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam.

Area fungsional korteks serebral.
a)      Area motor primer. Bagian lobus frontal (dahi) dari girus presentral, mengendalikan kontraksi volunteer (di bawah kesadaran) otot rangka. Di sisi anterior girus presentral, mengendalikan aktivitas motor yang terlatih dan berulang, misalnya kemampuan mengetik. Area Broca (lobus frontal bagian girus frontalis superior) mengendalikan kemampuan bicara.
b)      Area sensor korteks, meliputi:
·         Area sensor primer, terdapat pada girus post sentral, berfungsi menerima informasi nyeri, tekanan, suhu dan sentuhan.
·         Area visual primer, terdapat di lobus oksipital (kepala belakang), berfungsi menerima informasi dari retina mata.
·         Area auditori primer, terdapat pada tepi atas lobus temporal (pelipis) berfungsi menerima impuls pendengaran
·         Area olfaktori primer, terdapat pada permukaan media lobus temporal, berkaitan dengan indra penciuman.
·         Area pengecap primer, terdapat di lobus parietal (ubun-ubun), di dekat bagian inferior girus postsentral. Area ini berfungsi untuk persepsi rasa seperti manis, asin, asam, dan pahit
c)      Text Box: Gambar. 11. Serebrum
Sumber: Neil Campbell & jane reace


Area asosiasi, dipetakan menurut klasifikasi Brodmann sebagai berikut:
·         Area asosiasi frontal, terdapat pada lobus frontal, berfungsi sebagai pusat intelektual dan fisik.
·         Area asosiasi somatic terdapat pada lobus parietal, berfungsi sebagai pusat interpretasi (penafsira) bentuk  dan tekstur suatu objek.
·         Area asosiasi visual (pada lobus oksipital) dan area asosiasi auditorik (pada lobus temporal) berfungsi sebagai pusat interpretasi visual dan auditori.
·         Area wicara wernicke, terdapat pada bagian superior lobus temporal berfungsi sebagai pusat bahasa dan wicara.
·         Nucleus basal. Merupakan pusat koordinasimotor.
b.      Diensepalon
Diensefalon terletak di antara serebrum dan otak tengah, tersembunyi di balik hemisfer serebral. Bagian-bagian diensefalon meliputi:
a)      Thalamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak besar, serta berperan dalam system kesadaran dan kontrol motor.
b)      Hipotalamus, memiliki fungsi:
·         Mengendalikan aktivitas system saraf otonom atau tak sadar, seperti pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh homeostatis dan pencernaan makanan.
·         Sebagai pusat pengaturan emosi, seperti kesenangan, kegembiraan dan kemarahan
·         Memengaruhi keseluruhan system endokrin
c)      Epitalamus, pada bagian ini terdapat badan pineal yang berperan dalam fungsi endokrin.
Gambar. 12. System limbic penciuman dan respons emosional
Sumber: Neil Campbell & jane reace

c.       System limbic
Adalah cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingiotak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron yang rumit. System limbic memiliki fungsi dalam pengaturan emosi, mempertahankan kelangsungan hidup, pola perilaku sosioseksual, motivasi dan belajar.
d.      Mesensefalon (otak tengah)
Otak tengah adalah bagian otak pendek yang menghubungkan pons dan serebellum (otak keci) dengan serebrum (otak besar). Mesensefalon berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat reflex, serta meneruskan informasi penglihatan dan pendengaran. Otak tengah, pons, dan medulla oblongata disebut batang otak.
e.       Otak kecil
Otak kecil atau serebellum terdiri atas dua belahan yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Belahan kanan dan kiri tersebut dihubungkan dengan jembatan varol, yang terletak dibagian depan otak kecil. Serebellum memiliki fungsi sebagai pusat keseimbangan tubuh, koordinasi gerak, dan penghalusan gerak.
f.       Sumsum lanjutan
Susmsum lanjutan atau medulla oblongata merupakan penghubung antara otak kecil dan sumsum tulang belakang. Sumsum lanjutan berfungsi sebagai pusat pengatur denyut jantung, pernapasan, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, reflex menelan, muntah, batuk dan bersin.
d.      Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang memanjang mulai dari ruas tulang leher hingga tulang pinggang yang kedua.
Fungsi sumsum tulang belakang adalah:
·         Meneruskan jalannya impus saraf dari dan menuju otak
·         Sebagai pusat gerak reflex kaki dan tangan. Gerakan dasar berjalan, reflex buang air keci dan buang air besar.
http://www.psdgraphics.com/file/note-pencil-icon.jpg
Rounded Rectangle: Tugas mandiri
Diskusikan dengan teman satu kelompok kamu mengenai gerak reflex. Tuliskan contoh-contoh gerak reflex yang bisa anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari. 
 








D.    Sistem Saraf Tepi
Saraf tepi merupakansaraf penghubung antara araf pusat (otak dan sumsum tulang belakan) dengan organ-organ tubuh, saraf tepi meliputi semua saraf dan ganglion yang ada di luar saraf pusat.
Gambar. 13. Bagan skema susunan system saraf tepi
Sumber: Neil Campbell & jane reace
Secara structural sistem saraf tepi di bagi menjadi dua yaitu saraf cranial dan saraf spinal (21).  Saraf cranial terdiri atas 12 pasang saraf. Sebagian besar tersusun dari serabut sensori dan motor, tetapi beberapa saraf hanya tersusun dari serabut sensori. Dan saraf spinal terdiri atas 31 pasang saraf yang muncul dari segmen-segmen medulla spinalis dan diberi nama sesuai nama ruas tulang belakang.
Secara fungsi saraf tepi ini dibagi menjadi 2 yaitu bagian sensoris dan bagian motoris (22). System saraf tepi ini meliputi serat-serat yang membawa informasi antara system saraf pusat dan bagian tubuh lainnya (perifer). Berdasarkan arah impuls yang dibawanya, yaitu menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi aferen membawa informasi dari reseptor yang terletak pada bagian ekternal tubuh atau reseptor somatic (misalnya kulit merasakan dingin) maupun bagian internal tubuh atau visceral (misalnya lambung merasakan lapar) menuju system saraf pusat. divisi everen membawa instruksi sebaliknya yaitu dari system saraf pusat ke organ efektor otot atau kelenjar yang melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang sesuai.
System saraf eferen dibagi menjadi system saraf somatic dan system saraf otonom. System saraf somatic terdiri dari serat-serat neuron motor yang terdapat pada otot rangka. Otot polos dan otot jantung dikontrol oleh sistem saraf otonom (23). System saraf otonom adalah bagian dari system saraf tepi yang mengontrol organ-organ dalam tanpa dipengaruhi kesadaran.
Saraf otonom secara fisilogis, anatomis dan kimiawi dibagi menjadi dua macam yaitu simpatik dan parasimpatik (24).
·         System saraf simpatis. Serat saraf simpatis berasal dari segmen toraks dan lumbar medulla spinalis. Sebagian besar serat praganglion sangat pendek, memiliki sinapsis, dan memiliki badan sel neuron pascaganglion simpatis disepanjang kedua sisi medulla spinalis. Serat pascaganglion panjang, berasal dari rantai ganglion, dan berakhir di organ efektor. Serat pragnglion mengeluarkan neurotransmitter, asetilkolin, sedangkan serat pascaganglion mengeluarkan noradrenalin sehingga disebut serat adrenergic. Baik asetilkolin maupun noerefinefrin, berfungsi sebagai pembawa pesan kimiawi. System simpatis mendorong respon-respon yang mempersiapkan tubuh untuk beraktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau stress yang disebut respon lawan. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan hal-hal yang mendukung situasi tersebut, misalnya jantung berdenyut lebih cepat, tekanan darah meningkat, saluran napas membuka lebar, glikogen dan simpanan lemak diuraikan untuk menghasilkan energy, dan keringat meningkat.
·         System saraf para simpatis. Berasal dari area cranial (otak) dan sacrum (dibagian bawah medulla spinalis). Serat praganglion parasimpatis lebih panjang daripada serat praganglion simpatis, karena tidak mencapai ganglion terminaldi dalam atau di dekat organ efektor. Serat pascaganglion sangat pendek dan berakhir di sel-sel organ. Serat praganglion maupun pascagnglion pada system parasimpatis mengeluarkan neurotransmitter yang sama, yaitu asetilkolin sehingga disebut kolinergik. System parasimpatis bekerja pada keadaan tenang (santai) dan mendorong fungsi tubuh untuk istirahat dan mencerna, sehingga akan memperlambat aktivitas yang ditingkatkan oleh system saraf impatis misalnya denyut jantung lambat atau normal. Jadi fungsi system parasimpatis berlawanan dengan system simpatis.
https://abisjatuhbangunlagi.files.wordpress.com/2012/12/11.jpg

Gambar. 14. Saraf simpatik dan parasimpatik
Sumber: Neil Campbell & jane reace
 

http://www.psdgraphics.com/file/note-pencil-icon.jpg












Latihan soal
1.      Fungsi neuron sensorik pada lengkung reflex lutut adalah….
a.       Menyampaikan impuls ke otak bagian temporal
b.      Menyampaikan impuls ke sumsum tulang belakang
c.       Menyampaikan impuls ke efektor
d.      Menyampaikan impuls ke reseptor
e.       Sebagai saraf penghubung di dalam pusat saraf

2.      Baygon merupakan racun jenis organofosfat. Racun ini dapat menghambat kerja enzim asetilkolinesterase yaitu enzim yang memecah neurotransmitter asetilkolin.salahsatu sinaps yang menggunakan neurotransmitter asetilkolin adalah sinaps yang menghubungkan neuron motorik dengan otot rangka. Apakah yang akan terjadi pada seseorang yang keracunan baygon?
a.       Kejang otot karena membrane sel otot terdepolarisasi terus menerus
b.      Kejang otot karena membrane sel otot mengalami hiperpolarisasi secara terus menerus.
c.       Otot mengalami paralisis karena sel otot tidak mendapat rangsangandari sel saraf
d.      Otot mengalami atrofi karena tidak mendapat rangsangan dari sel saraf
e.       Otot tetap berkontraksi secara normal
3.      Berikut ini manakah yang merupakan efek simulasi dari saraf simpatik ….
a.       Menstimulus keluarnya air mata
b.      Menghambat keluarnya air mata
c.       Merangsang sekresinya air liur
d.      Menghambat sekresinya air liur
e.       Menyempitnya pupil mata
Gunakan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 5-6









2
 



4
 

1
 




3
 




5
 

 









4.      Seseorang mengalami kecelakaan dan terjadi gangguan koordinasi gerak otot dan keseimbangan. Bagian yang mengalami gangguan adalah nomor...
a.    1
b.    2
c.    3
d.   4
e.    5

5.        Jika objek yang dilihat oleh orang tersebut terlihat menjadi dua dan gambar terlihat buram, maka bagian otak yang rusak adalah...
a.    1
b.    2
c.    3
d.   4
e.    5
6.      Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar tersebut menunjukan tahapan….
a.       Repolarisasi
b.      Depolarisasi
c.       Polarisasi
d.      Istirahat
e.       Tonus
7.      kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum merupakan fungsi dari Otak besar (cerebrum) bagian ….
a.       Lobus parietal
b.      Lobus temporal
c.       Lobus frontal
d.      Lobus occipital
e.       Lobus central
8.      Bayu segera menghindar dengan cepat ketika kejatuhan sesuatu. Secara berurutan jalan impuls yang sesuai untuk peristiwa Bayu adalah …
a.       Reseptor – saraf sensoris –saraf motoris – sumsum tulang belakang – efektor
b.      Reseptor – saraf motoric – saraf sensoris – sumsum tulang belakang – efektor
c.       Efektor – saraf motoris – sumsum tulang belakang – saraf sensoris – reseptor
d.      Efektor – saraf sensoris – sumsum tulang belakang – saraf motoris – reseptor
e.       Reseptor – saraf sensoris – sumsum tulang belakang – saraf motoris – efektor
9.      Berikut ini erupakan contoh dara saraf para simpatik adalah ….
a.       Melebarkan pupil
b.      Merelaksasikan bronki pada paru-paru
c.       Mempercepat denyut jantung
d.      Merangsang aktivitas lambung
e.       Menghambat aktivitas pancreas
10.  Manakh diantara hewan berikut ini yang sudah memiliki system saraf pusat…
a.       Ubur-ubur
b.      Hydra
c.       Bintang laut
d.      Demospongia
e.       Cumi-cumi
Essay !
1.      Pada pertandingan olaraga tinju, pemain tidak boleh memukul kepala bagian belakang lawan, mengapa? Kaitkan jawaban kalian dengan system saraf.
2.      Bagaimanakah jalan respon syaraf yang terjadi ketika kalian hendak terkena bara api atau sesuatu yang membuat anda terkejut dan memberikan respon menghindar?
3.      Seseorang mengalami kecelakaan dan terjatuh membentur benda keras. Bagian yang terbentur adalah bagian pelipis atau temporal. Bagaimanakah dampak kemungkinan yang akan diderita korban kecelakaan tersebut?

Rambu-rambu jawaban pilihan ganda:
1.      Neuron sensorik merupakan neuron penghubung dari reseptor ke system saraf pusat
2.      Neurotransmitter adalah senyawa kimiayang berfungsi menghantarkan impuls ke sel saraf berikutnya. Contoh dari senyawa kima ini adalah noradrenalin, asetilkolin dan serotonin
3.      Saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom yang memiliki fungsi berlawanan atau bekerja secara antagonis dengan saraf parasimpatis
4.      Bagian otak yang mengatur keseimbangan tubuh dan koordinasi organ tubuh adalah otak kecil
5.      Bagian otak yang berhubungan dengan penglihatan adalah area visual primer dan berada pada bagian lobus oksipital
6.      Mekanisme pompa Na+ dan K+ dalam penghantaran impuls merupakan upaya neuron dalam menjaga keseimbangan muatan.
7.      Serebrum merupakan pusat kesadaran dan penyimpanan memori, masing-masing area memiliki fungsi yang beragam.
8.      Gerak reflex merupakan gerakan-gerakan yang terjadi tanpa diperintah dan baru disadari setelah terjadi.
9.      Saraf parasimpatis merupakan bagian dari system saraf otonom yang memiliki fungsi berlawanan atau bekerja secara antagonis dengan saraf simpatis
10.  Hewan yang memiliki bentuk simetri tubuh radial pada umumnya system saraf nya sudah mulai tersentralisasi dan tersefalisasi.


Rambu-rambu jawaban essay:
1.      Seluruh bagian otak memang sangat vital, oleh karena itu otak dilindungioleh lapisan keras berupa tulang tengkorak. Ada beberapa bagian yang sangat vital salah satunya berfungsi untuk sebagai pusatkeseimbangan tubuh
2.      Saraf yang bekerja saat dalam keadaan tertentu seperti terkena bara api, tubuh kita akan segera bertindak langsung tanpa mempertimbangkan secara lama. Gerakan tersebut dikenal dengan gerakan reflex
3.      Pada beberapa area otak besar memiliki fungsi khusus. Setiap area memiliki fungsi yang berbeda.





















DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A, J.B. Reece, & L.G Mitchel. 2000. Biologi. Edisi ke 5. Terj. Dari Biology, oleh. W.Manalu. Jakarta : Erlangga.
Campbell, N.A, J.B. Reece. 2005. Biology (Nervous System). Diktat dosen Chris Romero. Publishing as Benjamin Cummings
Hariyanto, sucipto., Bambang Irawan.2005. Biologi (panduan Olimpiade IPA Biologi). Bandung : NavPress Indonesia
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas XI (kurikulum 2013). Jakarta : Erlangga.
Tanner, James.M, Gordon Rattay Taylor. 1983. Pertumbuhan.trj. dari Growth, oleh Djokosoejitno. Jakarta : Tira Pustaka
www.kaskus.co.id. Diakses tanggal 25 desember 2014.
http://kelankelon.blogspot.com diakses tanggal 25 desember 2014.