Merupakan kudapan tradisional Asia Tenggara dari Thailand dan Laos.
Makanan appetaizer ini diperkenalkan sejak zaman kerajaan Siam Raja Rama V oleh
Princess Dara Rasmi. Miang kham memiliki makna "one bite wrap", miang (makanan
yang dibungkus daun) dan kham (gigitan). Miang kham terdiri dari komposisi daun
Karok atau Piper sarmentosum segar, daun karok tersebut diisi dengan potongan
kelapa bakar dan bahan-bahan utama seperti shallot atau bawang merah, cabe rawit,
jahe, bawang putih, jeruk nipis, kelapa bakar, kacang tanah atau kacang mete
sangrai, dan udang kering (dipanggang). Bahan-bahan tersebut diolah menjadi
potongan kecil, lalu diletakkan di atas helaian daun karok. Satu bahan lagi yang
menjadi ciri khas Miang kham adalah pasta atau saus khas serupa saus ikan yang
dicampur dengan beberapa rempah.
Miang kham ini awalnya merupakan makanan ringan yang berasal dari Thailand bagian
utara, saat itu menggunakan acar daun teh (disebut miang dalam bahasa Thailand utara).
Hidangan ini disebutkan dalam Epic of the Verse of food, sebuah buku yang ditulis oleh
Raja Rama II. Di Thailand, Miang kham biasanya dimakan bersama keluarga dan teman.
Ini juga populer di Wilayah Thailand Tengah. Hidangan ini sebagian besar dimakan selama
musim hujan karena saat itulah daun karok berlimpah tersedia. Varian makanan khas ini
cukup beragam seperti Miang kham di Viantiane (ibukota Laos) daun karok diganti dengan
daun kubis matang (kaalampii) atau letuce. Secara bergantian, daun lain, seperti bayam,
dapat digunakan. Di negara asalnya sendiri makanan ini juga disajikan beraneka cara dan
variasi penyajian ini bisa dikatakan untuk mewakili status social dan keindahan
diantaranya Miang Kham Bua Luang.