Thursday, 8 January 2015

Asesmen Literasi



 Bab 1 
Pendahuluan
Salah satu upaya untuk menciptakan Pendidikan yang berkualitas adalah menciptakan kontrol berupa asesmen yang tepat dan berkualitas. Untuk itu untuk menuju tujuan dan maksud tersebut diperlukan upaya untuk mengembangkan kemampuan menilai (asesmen literasi). Asesmen literasi adalah kuncinya. 
Pemahaman yang baik terhadap prinsip dasar penilaian merupakan prasyarat bagi Orang yang mampu melakukan penilaian (assessment literates). Bahkan pemahaman akan makna penilaian yang baik saja tidaklah cukup. Kita harus patuh dan berupaya memenuhi standard yang ditetapkan, dan saling membantu jika penilaian yang dilakukan gagal memenuhi standard ini. Kita juga harus memahami bagaimana penilaian menghubungkan kualitas pembelajaran dengan upaya untuk mempertahankan alternatif penilaian yang seimbang.
Dalam sistem pendidikan di masa yang akan datang, pengujian terstandar (standardized testing) dan penilaian kelas (classroom assessment) akan tetap ada. Kita harus dapat menghargai perbedaan antara kedua jenis penilaian tersebut dan mampu menjamin kualitas kedua penilaian yang dilakukan.
Pada masa yang akan datang, kedua penilaian ini akan terus digunakan, baik sebagai penyedia informasi untuk pembuatan keputusan maupun sebagai media pengajaran (teaching tools). Kita harus memahami perbedaan antara kedua penggunaannya agar dapat memanfaatkan kekuatan kedua jenis penilaian ini semaksimal mungkin untuk meningkatkan pembelajaran.
Pada masa yang akan datang, penilaian tertulis dan kinerja akan tetap ada. Masing-masing memiliki aturan yang berbeda untuk memperoleh hasil yang baik.Orang yang mampu melakukan penilaian dengan baik memahami makna kualitas penilaian secara menyeluruh dan memahami bahwa kita tidak pernah dibenarkan untuk melakukan penilaian yang tidak baik. Kemampuan melakukan penilaian adalah tujuan utama dalam penilaian kelas.

BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memulai pengembangan profesional yang diperlukan untuk menjamin penilaian yang berkualitas tinggi di kelas, beberapa hal yang harus terlebih dahulu dipahami oleh setiap pendidik antara lain:
  • Memahami prinsip-prinsip dasar asesmen yang berkualitas
  • Bertindak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirancang
  • Mengupayakan penggunaan yang seimbang berbagai alternatif asesmen
A.     Prinsip-Prinsip dasar Asesmen
Menurut Stiggins prinip-prinsip dasar asesmen yang berkualitas dapat digambarkan dalam bagan di bawah ini :


1.      Pemikiran yang jelas dan komunikasi efektif (Clear Thinking and Effective Communication)
Meskipun tingkat pencapaian sering kali diterjemahkan menjadi skor, ada dua fakta penting yang perlu dipahami. Pertama, angka bukanlah satu-satunya cara untuk menyatakan pencapaian. Kita dapat memanfaatkan kata-kata, gambar, ilustrasi, contoh, dan berbagai cara lainnya. Kedua, simbol untuk menyatakan pencapaian siswa sama bermaknanya dan sama bergunanya dengan definisi pencapaian dan kualitas penilaian yang digunakan untuk menghasilkannya.
2.      Guru yang memegang peranan (Teacher in Charge)
Guru berperan mengarahkan penilaian untuk menentukan apa yang harus dipelajari oleh siswa dan apa yang siswa rasakan berkaitan dengan penilaian yang dilakukan. Dalam berbagai konteks pendidikan, hasil penilaian tingkat kotamadya/kabupaten, provinsi, nasional seolah-olah dianggap sebagai satu-satunya hasil penilaian yang menentukan. Penilaian ini bahkan tidak dapat disamakan dengan dengan penilaian kelas yang dilakukan oleh guru, berkaitan dengan dampaknya terhadap keadaan siswa. Gurulah yang menentukan bagaimana bentuk interaksi yang dilakukan dengan siswanya, rata-rata sebanyak satu kali setiap dua atau tiga menit (mengajukan pertanyaan dan menginterpretasikan jawaban, mengamati kinerja siswa, memeriksa pekerjaan rumah, menggunakan tes dan kuis). Umumnya, penilaian dalam kelas berlangsung secara terus menerus.
Dengan demikian, jelas bahwa penilaian kelas adalah penilaian yang paling mudah dilakukan oleh guru. Tidak perlu diragukan lagi, guru adalah pengendali sistem penilaian yang menentukan keefektifan sekolah.
3.      Siswa sebagai pengguna yang harus diperhatikan (Student as Key User)
Siswa adalah pihak yang paling memanfaatkan hasil penilaian. Melalui penilaian kelas, mereka dapat mempelajari kinerjanya serta mempelajari standar kualitas kinerjanya dari guru. Tidak seorang pun, selain siswa, yang dapat memanfaatkan menggunakan hasil penilaian kelas yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan apa yang dapat mereka harapkan dari diri mereka sendiri. Siswa dapat memperkirakan peluang keberhasilannya berdasarkan kinerja yang ditunjukkan oleh hasil penilaian sebelumnya. Tidak ada satu keputusan lain yang dapat memberikan pengaruh lebih besar pada keberhasilan siswa.
4.      Sasaran yang jelas dan sesuai (Clear and Appropriate Targets)
Kita tidak dapat menilai hasil pendidikan secara efektif jika kita tidak mengetahui dan memahami apa sebenarnya nilai keluaran tersebut. Ada berbagai jenis keluaran dari sistem pendidikan kita, mulai dari penguasaan materi sampai kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks.
5.      Penilaian yang baik (High-quality Assessment)
Penilaian yang baik merupakan suatu keharusan dalam setiap konteks penilaian. Lima standard yang harus dipenuhi untuk mencapai penilaian yang baik meliputi: sasaran pencapaian yang jelas, maksud/tujuan yang jelas,  metode yang sesuai, kinerja contoh yang layak, pembatasan, dan adanya upaya untuk mencegah kesalahan pengukuran.
6.      Perhatian terhadap dampak antarpersonal (Attention to Interpersonal Impact)
Kita harus selalu berusaha melaksanakan penilaian yang baik, mengkomunikasikan hasilnya secara hati-hati dan pribadi, dan mengantisipasi hasilnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk memberikan dukungan terhadap siswa yang pencapaiannya rendah. Semakin muda siswa, semakin penting adanya bimbingan bagi mereka.
7.      Penilaian sebagai pembelajaran (Assessment as Instruction)
Penilaian dan pengajaran dapat menjadi suatu kesatuan. Potensi terbesar yang tersimpan dalam penilaian kelas adalah kemampuannya untuk menjadikan siswa sebagai mitra penuh dalam proses penilaian. Siswa yang mampu mendalami sasaran pencapaian secara menyeluruh mampu secara percaya diri melakukan evaluasi, baik terhadap hasil kerjanya sendiri maupun hasil kerja temannya.
Tantangan yang kita hadapi dalam penilaian kelas adalah memastikan bahwa siswa memiliki seluruh informasi yang diperlukannya, dalam bentuk yang mudah dipahami, pada waktu yang tepat sehingga dapat digunakan secara efektif.
B.      Perubahan Asesmen dan Konsekuensinya
Peranan
Dulu
Sekarang
Guru
Mengajar
Mendefinisikan hasil pembelajaran, mengajar, melaksanakan penilaian utama
Siswa
Dinilai
Menilai diri sendiri dan teman
Kepala Sekolah
Menginterpretasi hasil ujian terstandard
Menginterpretasi hasil ujian dan menyediakan dukungan terhadap penilaian kelas

Pelaksanaan
Dulu
Sekarang
Tujuan
Akuntabilitas
Akuntabilitas, pembelajaran
Penggunaan
Penyaringan hasil pengujian dari atas ke bawah
Penyaringan hasil pengujian dari atas ke bawah dan dari kelas ke atas
Sasaran
Bersifat umum
Tidak terbuka
Sangat terarah
Bersifat terbuka
Metode
Terutama berupa respon terpilih
Terutama berupa penilaian kinerja dan essay dengan beberapa respon terpilih
Perubahan Penting Dalam Pandangan Asesmen
·      Asesmen melayani fungsi pembelajaran (instruksional) dan pertanggungjawaban (akuntabilitas)
·      Informasi nilai asesmen diturunkan dari konteks asesmen berskala besar dan diangkat dari asesmen berbasis kelas
·      Asesmen berperan paling baik ketika siswa memahami dengan baik target pencapaian hasil belajar sebelum penilaian dilakukan
·      Penggunaan asesmen dapat menggunakan berbagai metode, bukan hanya tes PG saja.
C.      Tujuan Asesmen Berbasis Kelas
Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.
Ketika Anda berdiri sebagai seorang guru, maka dalam melaksanakan penilaian kelas Anda harus paham bahwa penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja peserta didik (portfolio), dan penilaian diri (self assessment).
Asesmen berbasis kelas ini memiliki tujuan sebagai berikut :
a.      Dengan melakukan asesmen berbasis kelas ini pendidik dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapai kompetensi yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
b.      Saat melaksanakan asesmen ini, Anda sebagai pendidik juga akan bisa langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik, sehingga tidak pelu lagi menunda atau menunggu ulangan semester untuk bisa mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
c.       Dalam asesmen berbasis kelas ini, Anda juga secara terus menerus dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dicapai setiap peserta didik, sekaligus Anda dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga secara tepat dapat menentukan siswa mana yang perlu pengayaan dan siswa yang perlu pembelajaran remedial untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
d.       Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik bagi Anda untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa.
e.       Hasil-hasil pemantauan tersebut, kemudian dapat Anda jadikan sebagai landasan untuk memilih alternatif jenis dan model penilaian mana yang tepat untuk digunakan pada materi tertentu dan pada mata pelajaran tertentu, yang sudah barang tentu akan berbeda. Anda sebagai pendidik yang tahu persis pertimbangan pemilihannya
f.         Hasil dari asesmen ini dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu akhir semester atau akhir tahun. Komunikasi antara pendidik, orang tua dan komite harus dijalin dan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhan.

D.     Fungsi Asesmen berbasis Kelas
Secara rinci fungsi asesmen berbasis kelas menurut Diknas (2006) dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.      Kalau tujuan pembelajaran adalah pencapaian standar kompetensi maupun kompetensi dasar, maka penilaian kelas ini dapat menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
b.      Asesmen berbasis kelas dapat berfungsi pula sebagai landasan pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan, dalam hal ini terkait erat dengan peran guru sebagai pendidik sekaligus pembimbing.
c.       Sejalan dengan tujuan asesmen yang telah dikemukakan di atas maka salah satu fungsi asesmen berbasis kelas ini adalah menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan.
d.      Dengan demikian asesmen juga akan berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung. Temuan ini selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar penentuan langkah perbaikan proses pembelajaran berikutnya, guna peningkatan capaian hasil belajar siswa .
e.      Kesemuanya dapat dipakai sebagai kontrol bagi guru sebagai pendidik dan semua stake holder pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik.
E.      Prinsip-prinsip asesmen berbasis kelas
Terdapat ada enam prinsip dasar asesmen hasil belajar yang harus dipedomani (Depdiknas, 2004 dan 2006) yaitu:
a.      Prinsip Validitas
Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan penilaian harus ”menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi”.
b.      Prinsip Reliabilitas
Pengertian Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan yang reliable, menjamin konsistensi, dan keterpercayaan.
c.       Terfokus pada kompetensi
Telah Anda pahami bahwa konsekuensi perubahan kurikulum juga akan menuntut perubahan dalam sistem penilaiannya. Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan). Untuk bisa mencapai itu penilaian harus dilakukan secara berkesinambungan, dimana penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
d.      Prinsip Komprehensif
Dalam proses pembelajaran, Anda sebagai pendidik pasti telah menyusun rencana pembelajaran yang secara jelas menggambarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa serta indikator yang menggambarkan keberhasilannya. Untuk itu penilaian yang dilakukan harus menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan siswa sehingga tergambar profil kemampuan siswa.
e.      Prinsip Objektivitas
Obyektif dalam konteks penilaian di kelas adalah bahwa proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai.
f.        Prinsip Mendidik
Prinsip ini sangat perlu Anda pahami bahwa penilaian dilakukan bukan untuk mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa, tetapi untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau posisi masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu kompetensi).


 
BAB III
KESIMPULAN

A.      Kesimpulan
Agar penilaian terhadap pembelajaran di kelas dapat dilaksanakan dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas sekolah dan siswa di negeri ini harus berjuang bersama-sama untuk mengembangkan kemampuan menilai (assessment literacy). Kemampuan menilai adalah kuncinya. Stiggins (1994) menyatakan 7 prinsip assessment yang baik, yaitu: Pemikiran yang jelas dan komunikasi efektif, Guru yang memegang peranan, Siswa sebagai pengguna yang harus diperhatikan, Sasaran yang jelas dan sesuai, Penilaian yang baik, Perhatian terhadap dampak antarpersonal, Penilaian sebagai pembelajaran.


















 

No comments:

Post a Comment